Entri Populer

Selasa, 24 April 2012

Terangkai menghujam..


Entah seharusnya semua ini untuk dibagi atau tidak, aku hanya ingin membiarkan jari ini menari, berlari sesuka ia. Yaa.. judul itu memang ku pilih saat aku merasa semuanya seperti terangkai menghujam sebuah tubuh seorang gadis  Secara perlahan lahan, dan entah apa akhir dari semua perjuangan gadis tersebut. Yang ia tahu, ia harus tetap berjuang demi 3 orang yang paling ia sayang atau menyusul ke 1 orang yang paling ia rindukan.

Kaget....

Semua itu benar benar seperti rantai yang tak berujung atau mungkin berujung tapi entah kapan dan bagaimana ujungnya. Hanya Tuhan yang tahu.. yang gadis itu tahu hanyalah bagaimana ia harus berusaha tersenyum dalam setiap rasa sakitnya. Tiap detik ia berusaha melupakan semua rasa sakit yang harus ia tanggung tapi apa mau dikata tak ada pilihan lain selain berdamai dengan semua rasa sakit yang dideritanya.

Tahun 2010


Berawal dari “penataran” yang tak berarti -penting- ia mulai merasakan ada yang menyesakkan dadanya hingga ia tak kuat bernafas dan pingsan beberapa kali. Dengan penanganan seadanya yang jauh dari kata tepat, ia masi bisa tertolong hingga pihak keluarganya sendirilah yang membawanya ke rumah sakit terdekat. Lebih dari 3 jam ia mendapat pertolongan ugd hingga dokter mengizinkannya pulang. Ternyata ia tak benar benar pulih, ke esokan harinya ia kembali merasakan sesak itu. Kini beruntung ia berada di tengah tengah keluarganya sendiri sehingga langsung dibawa ke rumah sakit. Menurut dokter yang telah menangani, tak ada pilihan lain selain ia harus dirawat inap kan di rumah sakit untuk mengetahui penyakit sebenarnya. Untuk pertama kalinya si gadis menginap di rumah sakit,sebagai pasien. Beberapa malam telah terlewatkan dengan bernafas dibantu oleh bantuan selang oksigen, disitulah si gadis mulai sadar bahwa ada 3 orang yang begitu mencintainya meski terkadang si gadis merasa tidak sepaham engan mereka.

 

 Begitu terasa cinta ditengah keluarga kecil itu yang tak begitu lengkap sebagai mana keluarga keluarga lain pada umumnya. Penyakitnya pun belum sepenuhnya diketahui, hal itu yang menyebabkan banyaknya perkiraan perkiraan penyakit dalam diri si gadis. Pembengkakan kelenjar tiroid yang membahayakan jika dibiarkan, untuk perkiraan penyakit ini saja si gadis harus merasakan bagaimana rasa sakit dari pengambilan darah yang harus dilakukan jam 3 pagi. Perkiraan selanjutnya tingginya asam lambung yang terlihat dari muntah si gadis yang terus mengeluarkan darah setiap sehabis makan, puluhan obat telah masuk ke dalam tubuhnya. Si gadis juga pernah di klaim menderita bronkitis.

Perkiraan perkiraan itu pada akhinya hanyalah perkiraan.

Hingga dokter merasa perlu merujuknya ke spesialis tht. Ia pun menjalankan rujukan dokter. Sesampainya diruang tht, baginya itu seperti ruangan baru yang mengerikan, banyak alat alat yang tidak ia kenali. Alat alat itu satu persatu digunakan untuk melihat kondisi hidung si gadis. Dan... ternyata ada pembengkakan kelenjar di hidung si gadis yang membuatnya begitu sesak. Dokter spesialis tht pun langsung memintanya menjalankan tahapan operasi. Yaaa tahapan, karna terdiri dari : pengeluaran cairan kelenjar - pengakatan kelenjar - serta pencucian rongga hidung atas sisa pengangkatan kelenjar. Bukan suatu hal yang mudah diterima oleh si gadis dan keluarganya. Tapi ini baru awal dari rangkaian yang menghujam itu. Keluarga pun berusaha untuk meyakinkan si gadis untuk mau menjalankan tahapan operasi tersebut, mengingat dokter meminta itu segera dilakukan karena kelenjar tersebut semakin lama akan membesar dan menutupi rongga hidungnya hingga ia tidak bisa bernasaf jika besarnya hingga 100% ketika itu besar kelenjar telah mencapai 70%.miris. semua harus diambil keputusan yang tepat di waktu yang tak banyak kala itu.

Operasipun dimulai...


Sehari setelah menjalankan operasi dokter mengizinkannya pulang, dan menjalani tahap pemulihan di rumah. Tahapan tahapan selanjutnya ia lakukan dengan kembali ke dokter namun tidak perlu di rawat.


 Tahun 2011


Dengan latar belakang sekolah SMK yang mengharuskannya menjalankan pkl di sebuah hotel berbintang di Jakarta. Awalnya si gadis telah merasa nyaman dan tak ada lagi keluhan di hidungnya. Hingga suatu ketika saat ia dipindahkan ke departemen lain yang mengharuskannya kontak langsung dengan bahan bahan pembersih kimia barulah ia merasakan ketidak nyamanan kembali menghampiri hidungnya. Keluarga merujuknya kembali ke dokter spesialis tht, dan yaa ia menjalani rangkaian selanjutnya.. ia mengidap sinus. Penyakit hidung yang disebabkan oleh terisinya kantong kelenjar sinus yang harus dalam keadaan kering jika dalam keadaan sehat. Saat itu pula dokter baru mengetahui jika tulang hidung si gadis bengkok yang jika benar benar mengganggu maka harus menjalani operasi pemotongan tulang hidung tersebut. Dokter pun menyarankan untuk menjalani fisiotraphy atau penyinaran dengan sinar ultra violet ke pipi si gadis. Penyinaran ini dilakukan selama berturut turut dalam seminggu. Alhasil tiap kali ia menyelesaikan tugas nya di hotel tempat ia pkl ia harus ke rumah sakit menjalankan fisiotraphy. Dokter juga memintanya untuk selalu menggunakan masker kemanapun ia pergi. Namun si gadis enggan menurutinya.

Sinus menjadi rangkaian selanjutnya untuk tubuh si gadis. Karna sinus bukanlah penyakit yang bisa disembuhkan melainkan di jaga agar tidak kembali muncul. Untuk menghidarinya si gadis harus meninggalkan segala jenis minuman dingin terutama ice cream selama 2tahun.

Sekian lama sinus tak lagi ia rasakan, hingga suatu hari disekolah si gadis. Si gadis kembali pingsan dan merepotkan banyak orang. Keluarganya pun menjemputnya dan membawanya ke rumah. Awalnya pihak keluarga mencoba mengganti dokter untuk menangani si gadis, dengan alasan banyak hal. Beberapa hari si gadis tidak bisa menjalankan kegiatan belajar mengajar disekolahnya karna tidak mungkin ia sekolah dengan alat bantu nafas di hidungnya. Beberapa kali ia menajalankan penguapan untuk memulihkan kesehatanya.

Tubuhnya semakin ringkih, penyembuhan dengan mengganti dokter tak begitu berarti bagi tubuh si gadis. Keluarga mulai resah. Si gadis pun dilarikan ke spesialis tht yang lebih dahulu menanganinya. Barulah terlihat pemulihan si gadis, sinusnya kembali kumat dan ia harus menjalankan untuk kedua kalinya fisiotrapy. Kaka laki lakinya begitu sabar menemaninya menjalankan semua tahapan fisiotraphy setiap harinya.

Si gadis kembali tersenyum dan menjalankan hidupnya yang berwarna itu.

Hingga suatu ketika, ia dihadapkan dalam kenyataan yang benar benar diluar dugaan. Ada seseorang yang telah membuatnya merasa tertekan karena suatu keadaan yang dibuatnya diluar dugaan si gadis. Tidak perlu pembahasan berlanjut saya rasa. Si gadis kembali sakit berkali kali ia pingsan dan merasa tidak kuat. Keluarga kembali direpotkan olehnya, ibunya selalu menangis setiap malam berdoa kepada Tuhan berharap kesembuhan akan anaknya. Kembali ke dokter tht pun tidak mendapat jawaban, karna menurut dokter tht hidung si gadis tidaklah menunjukkan adanya penyakit. Dirujuk ke dokter spesialis syaraf, keluarga sempat panik memikirkan apa yang sebenarnya terjadi hingga dokter tht meminta mereka membawa si gadis ke dokter syaraf. Apakah penyakitnya parah? Serius? Tidak dapat disembuhkan? Atau lebih dari itu..

Mereka pun mencoba membawa si gadis ke dokter syaraf yang telah di anjurkan.

Untuk pertama kalinya si gadis menjalani proses pemeriksaan syaraf yang jujur saja membuat dia merasa aneh dan canggung. Tapi biarlah, setidaknya demi kesehatan dirinya dan kelegaan keluarganya.  Dokter syaraf ternyata juga tidak dapat mendeteksi penyakit yang diderita si gadis, akhirnya ia meminta keluarga membujuk si gadis untuk menjalankan rekam otak. Dokter menggambarkan proses rekam otak itu dengan memberi pengertian kepada si gadis dan keluarga. Rekam otak yang dilakukan dengan pemasangan sejumlah kabel dengan sedikit aliran tenaga di kepala si gadis demi mendapatkan data syaraf otak si gadis. Ketakutan yang teramat sangat dirasakan si gadis, berkali kali keluarga membujuknya untuk mau menjalankan rekam otak. Ia butuh waktu lama untuk menerima kenyataan yang mengharuskannya menjalankan proses tersebut terlebih mengenai hasil dari rekam otak tersebut nantinya. Salah satu anggota keluarga memberikan pengertian kepada si gadis agar mau menjalankan rekam otak, itu semua semata mata untuk menyembuhkan dan mengetahui secara jelas penyakit tersebut. 2minggu lebih waktu yang dibutuhkan si gadis hingga akhirnya ia mau menjalankan rekam otak.

Keluarganya pun mengantarnya ke tempat yang telah ditunjuk oleh dokter.

Proses rekam otak kurang lebih selama 2jam pun ia jalani. Pemasangan 32 kabel di kepala. Proses rekaman itu sendiri. Beberapa kali melakukan gerakan sesuai intruksi yang diberikan telah ia jalani.

Hasil dari rekam otak akan keluar seminggu setelah dari rekam otak itu sendiri. Kecemeasan menghampiri si gadis, apa hasil dari rekam otak itu? Apa penyakit yang sebenarnya yang diderita? Sejauh mana penyakit itu menyerang? Semuanya benar benar tak terkendalikan. Hingga sampailah pada hari dimana hasil dari rekam otak dapat di ambil. Kakak laki lakinya yang mengambil. Sesampainya dirumah, amplop cokelat besar itu dibuka oleh ibu si gadis ditemani oleh si gadis. 

 






hening...

Berdasarkan kesimpulan yang tertulis dalam salah satu kertas di dalam amplop tersebut. Terbaca jelas bahwa menurut hasil dari rekam otak tersebut adanya beberapa gelombang yang seharusnya tidak terjadi dalam diri manusia. Dengan kata lain si gadis mengalami kelainan gelombang syaraf pada otaknya. Yap... rangkaian itu kembali menghujam dirinya yang memang sudah ringkih. Hasil rekam otak itu mereka bawa ke dokter spesialis syaraf yang lebih dahulu menanganinya. Disana lah semua penyakit si gadis dijelaskan lebih detail. Benar adanya jika si gadis mengalami kelainan gelombang syaraf otak yang mengakibatkan dirinya mudah pingsan jika merasa tertekan atau kelelahan. Dokter juga meminta si gadis menjalankan proses penyembuhan dengan mengonsumsi obat obatan selama 6 bulan penuh. Berada dalam pengawasan dokter yang setiap bulannya mengharuskan si gadis check up syaraf. Tidak cukup sampai disitu. Setelah tahap penyembuhan dengan mengonsumsi obat obatan selama 6 bulan tersebut, si gadis juga harus kembali menjalankan proses rekam otak. Hal ini dilakukan untuk melihat perkembangan penyakit di otak si gadis. Jutaan uang harus disiapkan untuk penyembuhan si gadis. Si gadis juga harus membawa obat penenang kemana pun ia pergi. Obat penenang itu dibuatkan langsung oleh dokter dengan racikan dokter. Sesuai namanya obat penenang hanya untuk memberikan ketenangan bagi si gadis selama 6 jam dari waktu meminum si gadis akan merasa jauh lebih tenang, setelah 6 jam itu habis?.

Sungguh sulit diterima oleh si gadis akan kenyataan yang ada. Ia mengidap penyakit yang tidak pernah ia pikirkan. Ia merugikan keluarga hanya karena ia mendapati masalah yang sama sekali tidak berhubungan dengan keluarganya.

Obat obatan tersebut juga tidaklah seramah obat biasanya. Obat yang diresepkan dokter adalah obat yang bekerja dengan cepat jika diminum hal ini disebabkan karena obat tersebut langsung mengalir di peredaran darah tanpa mengalami proses lainnya yang di alami obat obat lain pada umumnya. Jelas hal ini bukanlah hal yang mudah diterima tubuh si gadis. Butuh proses adaptasi akan obat dan tubuh si gadis. Terlebih lagi tiap bulan obat ini diganti sehingga sangat merugikan bagi tubuh si gadis yang harus beradaptasi dengan obat baru setiap bulannya.


Tapi tidak dapat ditolak, melainkan harus berdamai dengan peraturan dokter yang ada. Proses penyembuhan saat ini telah berjalan selama 2 bulan. Mulai terlihat adanya kemajuan dalam diri si gadis hingga saat ini dapat menulis dan berbagi cerita ini ke kalian. Ya gadis itu.. aku. 
 Namira dwihandayani.